Sabtu, 03 April 2010

KIAT MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI

Kiat Sukses Membangun
Kepercayaan Diri
Banyak ahli menilai, percaya diri
merupakan faktor penting yang
menimbulkan perbedaan besar
antara sukses dan gagal.
Karenanya, tidak sedikit pula
yang memberikan pandangannya
mengenai teknik-teknik
membangkitkan rasa percaya diri.
Dalam dimensi yang sangat luas,
sukses adalah milik semua orang.
Tetapi, tidak semua orang tahu
bagaimana cara mendapatkan
atau meraih kesuksesan.
Kebanyakan orang menilai bahwa
kesuksesan adalah milik orang-
orang yang ber-IQ tinggi, lulusan
sekolah terbaik dan memilih
spesialisasi yang paling terkenal.
Penilaian ini memang tidak
sepenuhnya salah, tetapi kita
juga harus melihat fenomena
yang lebih luas, bahwa tidak
sedikit orang-orang sukses yang
tidak mengenyam pendidikan
tinggi. Dengan kata lain, IQ tinggi,
lulusan sekolah terbaik dan
spesialisasi yang terkenal
hanyalah bagian dari penunjang
kesuksesan.
Di luar kemampuan itu, ada
faktor lain yang tidak kalah
pentingnya dalam memprediksi
kesuksesan seseorang; itulah
yang kita sebut, antusiasme,
hasrat, ketekunan, kerja keras,
serta kebulatan tekad seumur
hidup yang dimilikinya.
Sebagian pakar menilai bahwa
untuk mencapai sukses,
kematangan pribadi seseorang
sangat dibutuhkan. Sebab
kematangan pribadi akan
mengantarkan seseorang pada
sikap optimis dan kesadaran
bahwa apa yang dicita-
citakannya akan mudah diraih.
Di sisi lain, meraih kesuksesan
jelas bukanlah perkara gampang.
Ketika kita berusaha untuk
meraih apa yang kita inginkan,
tentu banyak tantangan yang
harus dihadapi. Ada kalanya
seseorang begitu tegar, tetapi
tidak sedikit juga yang patah
semangat bahkan menyerah
karena merasa tidak sanggup
menghadapi tantangan yang ada
di depannya.
Pada saat semacam inilah, rasa
percaya diri sangat penting
ditumbuhkan. Banyak ahli menilai
bahwa percaya diri merupakan
faktor penting yang menimbulkan
perbedaan besar antara sukses
dan gagal. Karenanya, tidak
sedikit pula yang memberikan
pandangannya mengenai teknik-
teknik membangkitkan rasa
percaya diri. Berikut ini adalah
beberapa kiat guna membangun
percaya diri.
Pertama, berani menerima
tanggung jawab. Gerald Kushel,
Ed.D., direktur The Institute of
Effective Thinking, pernah
mengadakan penelitian terhadap
sejumlah manajer. Dari penelitian
tersebut, Kushel menyimpulkan
bahwa ia menemukan sifat
terpenting yang dimiliki oleh
hampir semua manajer yang
memiliki kinerja tinggi.
Dan sifat tersebut adalah rasa
tanggung jawab yang mendorong
mereka untuk tampil "sempurna"
tanpa peduli pada hambatan
apapun yang menghadangnya.
Sebaliknya, manajer yang
berkinerja buruk dan gagal
mencapai kapasitas maksimumnya
cenderung melimpahkan
kesalahannya pada siapa saja.
Kedua, kembangkan nilai positif.
Jalan menuju kepercayaan diri
akan semakin cepat manakala
kita mengembangkan nilai-nilai
positif pada diri sendiri. Menurut
psikolog Robert Anthony, PhD.,
salah satu cara untuk
mengembangkan nilai-nilai positif
adalah dengan menghilangkan
ungkapan-ungkapan yang
mematikan dan menggantinya
dengan ungkapan-ungkapan
kreatif. Dia menganjurkan
membuat peralihan bahasa yang
sederhana tapi efektif dari
pernyataan negatif ke
pernyataan positif. Misalnya,
mengganti kata, "Saya tidak
bisa," menjadi, "Saya bisa!"
Ketiga, bacalah potensi diri.
Segeralah lacak, gali, dan
eksplorasi potensi sukses yang
ada pada diri kita. Misalnya
dengan bertanya kepada orang-
orang terdekat. Termasuk juga
mengikuti psikotes dan
mendatangi para ahli seperti
psikiater, dokter bahkan kiai
untuk melacak potensi kita.
Karena bisa jadi sangat banyak
potensi yang kita miliki tanpa kita
sadari, sehingga tidak berhasil
kita gali.
Keempat, berani mengambil risiko.
Keberanian dalam mengambil
risiko ini penting, sebab daripada
menyerah pada rasa takut
alangkah lebih baik belajar
mengambil risiko yang masuk akal.
Cobalah menerima tantangan,
kendati terasa menakutkan atau
menciutkan hati. Cari dukungan
sebanyak mungkin.
Dengan melakukan hal ini, kita
akan mendapat banyak peluang
yang tak ternilai harganya.
Namun jangan lupa, ketika
mencoba sesuatu kita harus siap
dengan hasil yang sesuai atau
tidak sesuai dengan keinginan.
Kalau hasilnya tak sesuai dengan
keinginan, bisa jadi itulah yang
terbaik menurut Allah Azza wa
Jalla. Kalau kita sudah mencoba,
maka niatnya saja sudah menjadi
amal. Orang yang gagal adalah
orang yang tak pernah berani
mencoba. Bukankah menaiki anak
tangga kelima puluh harus diawali
dengan tangga pertama?
Kelima, tolaklah saran negatif.
Bisa jadi, tidak semua orang di
sekitar kita memberikan
dorongan, dukungan, dan
bersikap positif pada kita.
Sebagian dari orang yang ada di
sekitar kita mungkin berpikiran
negatif. Hal inilah yang tak jarang
malah melunturkan rasa percaya
diri kita dengan mempertanyakan
kemampuan, pengalaman, dan
aspirasi-aspirasi kita.
Dengan demikian, mungkin ada
baiknya jika kita sedikit
mengambil jarak dengan sebijak
mungkin bila ada pihak-pihak
yang mencoba melunturkan
kepercayaan diri kita. Keenam,
ikuti saran positif. Rasa percaya
diri merupakan sifat "menular".
Artinya, jika kita dikelilingi oleh
orang-orang yang memiliki cara
pandang positif, bersemangat,
optimis, dsb, maka kita memiliki
kecenderungan untuk meniru
sifat tersebut.
Karena itu, carilah lingkungan
yang bisa memotivasi kita untuk
sukses. Kita harus mulai senang
bergaul dengan orang-orang
yang mempunyai kemampuan
untuk bangkit. Bergaul dengan
orang-orang yang percaya diri
akan berbeda dibandingkan
bergaul dengan orang-orang
yang gagal. Sebab bergaul
dengan orang-orang yang
percaya diri, Insya Allah
semangatnya akan menular
kepada diri kita.
Ketujuh, jadikan keresahan
sebagai kawan. Banyak peristiwa
atau saat-saat dalam kehidupan
yang dapat membuat kita
mengalami rasa cemas atau
gelisah. Akibatnya, kita mengalami
krisis percaya diri. Saat itulah
kita harus mulai mengingatkan
diri sendiri bahwa rasa cemas dan
gelisah merupakan kawan.
Tingkatkan energi, tajamkan
kecerdasan, tinggikan
kewaspadaan, dan kembangkan
pancaindera. Daripada menyia-
nyiakan energi untuk kecemasan
yang sia-sia, lebih baik
menghadapi tantangan itu secara
tegas dan efektif.
Sesudah perhitungan kita
matang, selanjutnya kepercayaan
diri akan bertambah dengan
memperkokoh ibadah dan doa,
karena doa dan ibadah dapat
mengundang pertolongan Allah.
Semakin kokoh ibadah kita, shalat
kita, makin kuat doa-doa kita,
dan keyakinan kita dengan
pertolongan Allah, maka itu bisa
meningkatkan percaya diri.
Kita harus benar-benar
menyadari bahwa Allah
menciptakan kita benar-benar
dengan perhitungan dan
pertimbangan Yang Mahacermat.
Seperti di firmankan Allah SWT
dalam Quran surat at-Tiin ayat 4,
"La qad khalaqnal insaana fii
ahsani taqwiim" (Sungguh Kami
telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya).
Wallahu a`lam.n deny riana/mqp
Sumber : http://
www.republika.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar