Sabtu, 03 April 2010

http//www.tabunganekstra.com/?ref=53735

Bagaimana Cara Dan
Rahasia Tabungan Ekstra
akan menjadikan Rp
200.000 Anda menjadi Rp
8.043.750 bahkan lebih
hanya dalam waktu 6 bulan
bahkan kurang ? tanpa
harus Anda bekerja
keras ?

http://www.depositomandiri.com/?ref=2543

KAMI TIDAK MEMBAGIKAN
BONUS BAGI HASIL SETELAH
GRUP TERPENUHI TETAPI
BERDASARKAN BULANAN
HAL INI UNTUK MENJAGA
KEADILAN SUPAYA TIDAK
MENGUNTUNGKAN GRUP
YANG LEBIH AWAL GABUNG.
TETAPI GRUP ATAU
MEMBER TERAKHIR GABUNG
PUN AKAN TETAP
MEMPUNYAI POSISI DAN
KESEMPATAN YANG SAMA
BISNIS ONLINE SISTEM BAGI
HASIL
ANDA TINGGAL DUDUK DAN
MENUNGGU, BONUS
MENGALIR TERUS
TANPA REKRUT MEMBER
DAN TANPA PROMOSI

KIAT MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI

Kiat Sukses Membangun
Kepercayaan Diri
Banyak ahli menilai, percaya diri
merupakan faktor penting yang
menimbulkan perbedaan besar
antara sukses dan gagal.
Karenanya, tidak sedikit pula
yang memberikan pandangannya
mengenai teknik-teknik
membangkitkan rasa percaya diri.
Dalam dimensi yang sangat luas,
sukses adalah milik semua orang.
Tetapi, tidak semua orang tahu
bagaimana cara mendapatkan
atau meraih kesuksesan.
Kebanyakan orang menilai bahwa
kesuksesan adalah milik orang-
orang yang ber-IQ tinggi, lulusan
sekolah terbaik dan memilih
spesialisasi yang paling terkenal.
Penilaian ini memang tidak
sepenuhnya salah, tetapi kita
juga harus melihat fenomena
yang lebih luas, bahwa tidak
sedikit orang-orang sukses yang
tidak mengenyam pendidikan
tinggi. Dengan kata lain, IQ tinggi,
lulusan sekolah terbaik dan
spesialisasi yang terkenal
hanyalah bagian dari penunjang
kesuksesan.
Di luar kemampuan itu, ada
faktor lain yang tidak kalah
pentingnya dalam memprediksi
kesuksesan seseorang; itulah
yang kita sebut, antusiasme,
hasrat, ketekunan, kerja keras,
serta kebulatan tekad seumur
hidup yang dimilikinya.
Sebagian pakar menilai bahwa
untuk mencapai sukses,
kematangan pribadi seseorang
sangat dibutuhkan. Sebab
kematangan pribadi akan
mengantarkan seseorang pada
sikap optimis dan kesadaran
bahwa apa yang dicita-
citakannya akan mudah diraih.
Di sisi lain, meraih kesuksesan
jelas bukanlah perkara gampang.
Ketika kita berusaha untuk
meraih apa yang kita inginkan,
tentu banyak tantangan yang
harus dihadapi. Ada kalanya
seseorang begitu tegar, tetapi
tidak sedikit juga yang patah
semangat bahkan menyerah
karena merasa tidak sanggup
menghadapi tantangan yang ada
di depannya.
Pada saat semacam inilah, rasa
percaya diri sangat penting
ditumbuhkan. Banyak ahli menilai
bahwa percaya diri merupakan
faktor penting yang menimbulkan
perbedaan besar antara sukses
dan gagal. Karenanya, tidak
sedikit pula yang memberikan
pandangannya mengenai teknik-
teknik membangkitkan rasa
percaya diri. Berikut ini adalah
beberapa kiat guna membangun
percaya diri.
Pertama, berani menerima
tanggung jawab. Gerald Kushel,
Ed.D., direktur The Institute of
Effective Thinking, pernah
mengadakan penelitian terhadap
sejumlah manajer. Dari penelitian
tersebut, Kushel menyimpulkan
bahwa ia menemukan sifat
terpenting yang dimiliki oleh
hampir semua manajer yang
memiliki kinerja tinggi.
Dan sifat tersebut adalah rasa
tanggung jawab yang mendorong
mereka untuk tampil "sempurna"
tanpa peduli pada hambatan
apapun yang menghadangnya.
Sebaliknya, manajer yang
berkinerja buruk dan gagal
mencapai kapasitas maksimumnya
cenderung melimpahkan
kesalahannya pada siapa saja.
Kedua, kembangkan nilai positif.
Jalan menuju kepercayaan diri
akan semakin cepat manakala
kita mengembangkan nilai-nilai
positif pada diri sendiri. Menurut
psikolog Robert Anthony, PhD.,
salah satu cara untuk
mengembangkan nilai-nilai positif
adalah dengan menghilangkan
ungkapan-ungkapan yang
mematikan dan menggantinya
dengan ungkapan-ungkapan
kreatif. Dia menganjurkan
membuat peralihan bahasa yang
sederhana tapi efektif dari
pernyataan negatif ke
pernyataan positif. Misalnya,
mengganti kata, "Saya tidak
bisa," menjadi, "Saya bisa!"
Ketiga, bacalah potensi diri.
Segeralah lacak, gali, dan
eksplorasi potensi sukses yang
ada pada diri kita. Misalnya
dengan bertanya kepada orang-
orang terdekat. Termasuk juga
mengikuti psikotes dan
mendatangi para ahli seperti
psikiater, dokter bahkan kiai
untuk melacak potensi kita.
Karena bisa jadi sangat banyak
potensi yang kita miliki tanpa kita
sadari, sehingga tidak berhasil
kita gali.
Keempat, berani mengambil risiko.
Keberanian dalam mengambil
risiko ini penting, sebab daripada
menyerah pada rasa takut
alangkah lebih baik belajar
mengambil risiko yang masuk akal.
Cobalah menerima tantangan,
kendati terasa menakutkan atau
menciutkan hati. Cari dukungan
sebanyak mungkin.
Dengan melakukan hal ini, kita
akan mendapat banyak peluang
yang tak ternilai harganya.
Namun jangan lupa, ketika
mencoba sesuatu kita harus siap
dengan hasil yang sesuai atau
tidak sesuai dengan keinginan.
Kalau hasilnya tak sesuai dengan
keinginan, bisa jadi itulah yang
terbaik menurut Allah Azza wa
Jalla. Kalau kita sudah mencoba,
maka niatnya saja sudah menjadi
amal. Orang yang gagal adalah
orang yang tak pernah berani
mencoba. Bukankah menaiki anak
tangga kelima puluh harus diawali
dengan tangga pertama?
Kelima, tolaklah saran negatif.
Bisa jadi, tidak semua orang di
sekitar kita memberikan
dorongan, dukungan, dan
bersikap positif pada kita.
Sebagian dari orang yang ada di
sekitar kita mungkin berpikiran
negatif. Hal inilah yang tak jarang
malah melunturkan rasa percaya
diri kita dengan mempertanyakan
kemampuan, pengalaman, dan
aspirasi-aspirasi kita.
Dengan demikian, mungkin ada
baiknya jika kita sedikit
mengambil jarak dengan sebijak
mungkin bila ada pihak-pihak
yang mencoba melunturkan
kepercayaan diri kita. Keenam,
ikuti saran positif. Rasa percaya
diri merupakan sifat "menular".
Artinya, jika kita dikelilingi oleh
orang-orang yang memiliki cara
pandang positif, bersemangat,
optimis, dsb, maka kita memiliki
kecenderungan untuk meniru
sifat tersebut.
Karena itu, carilah lingkungan
yang bisa memotivasi kita untuk
sukses. Kita harus mulai senang
bergaul dengan orang-orang
yang mempunyai kemampuan
untuk bangkit. Bergaul dengan
orang-orang yang percaya diri
akan berbeda dibandingkan
bergaul dengan orang-orang
yang gagal. Sebab bergaul
dengan orang-orang yang
percaya diri, Insya Allah
semangatnya akan menular
kepada diri kita.
Ketujuh, jadikan keresahan
sebagai kawan. Banyak peristiwa
atau saat-saat dalam kehidupan
yang dapat membuat kita
mengalami rasa cemas atau
gelisah. Akibatnya, kita mengalami
krisis percaya diri. Saat itulah
kita harus mulai mengingatkan
diri sendiri bahwa rasa cemas dan
gelisah merupakan kawan.
Tingkatkan energi, tajamkan
kecerdasan, tinggikan
kewaspadaan, dan kembangkan
pancaindera. Daripada menyia-
nyiakan energi untuk kecemasan
yang sia-sia, lebih baik
menghadapi tantangan itu secara
tegas dan efektif.
Sesudah perhitungan kita
matang, selanjutnya kepercayaan
diri akan bertambah dengan
memperkokoh ibadah dan doa,
karena doa dan ibadah dapat
mengundang pertolongan Allah.
Semakin kokoh ibadah kita, shalat
kita, makin kuat doa-doa kita,
dan keyakinan kita dengan
pertolongan Allah, maka itu bisa
meningkatkan percaya diri.
Kita harus benar-benar
menyadari bahwa Allah
menciptakan kita benar-benar
dengan perhitungan dan
pertimbangan Yang Mahacermat.
Seperti di firmankan Allah SWT
dalam Quran surat at-Tiin ayat 4,
"La qad khalaqnal insaana fii
ahsani taqwiim" (Sungguh Kami
telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya).
Wallahu a`lam.n deny riana/mqp
Sumber : http://
www.republika.co.id/

Jumat, 02 April 2010

7 LANGKAH MENBANGUN PERCAYA DIRI YANG TAK TERGOYAHKAN

7 Langkah Membangun
Percaya Diri Yang Tak
Tergoyahkan
KapanLagi.com - Tak dapat
dipungkiri kita semua pasti
pernah mengalami rasa tak
percaya diri sesekali waktu.
Adakalanya agak sulit untuk
membangkitkan kembali rasa
percaya diri itu sewaktu kita
sedang membutuhkan.
Sebenarnya ada latihan
sederhana yang dapat
dipraktekkan untuk mendapatkan
rasa percaya diri Anda agar
kembali ke jalurnya secepat
mungkin saat dibutuhkan. Berikut
kami sampaikan tujuh langkah
membangun rasa percaya diri
yang tak tergoyahkan.
1. Perhatikan Postur Tubuh -
Mungkin kedengarannya ini tak
memiliki hubungan dengan rasa
percaya diri yang kita bicarakan
ini, tetapi sebenarnya bagaimana
sikap duduk atau berdiri Anda,
mengirimkan pesan tertentu pada
orang-orang yang ada di
sekekliling Anda. Jika pesan
tersebut memancarkan rasa
percaya diri, Anda akan
mendapatkan tanggapan positif
dari orang lain dan tentu saja ini
akan memperbesar rasa percaya
diri Anda sendiri. Jadi mulai
perhatikan sikap duduk dan
berdiri untuk menunjukan Anda
memiliki rasa percaya diri.
2. Bergaulah Dengan Orang-
Orang Yang Memiliki Rasa
Percaya Diri Dan Berpikiran
Positif - Lingkungan membawa
pengaruh besar pada seseorang.
Jika Anda terus menerus berbaur
dengan orang yang memiliki rasa
rendah diri, pengeluh dan pesimis,
seberapa besarpun percaya diri
yang Anda miliki, perlahan tapi
pasti akan pudar dan terseret
mengikuti lingkungan Anda.
Sebaliknya, jika Anda dikelilingi
orang-orang yang penuh
kebahagiaan dan percaya diri,
makan akan tercipta pula
atmosfir positif yang membawa
keuntungan bagi diri Anda.
3. Ingat Kembali Saat Anda
Merasa Percaya Diri - Percaya
diri adalah sebuah perasaan, dan
jika Anda pernah merasakannya
sekali, tak mustahil untuk
merasakannya lagi. Mengingat
kembali pada saat dimana Anda
merasa percaya diri dan
terkontrol akan membuat Anda
mengalami lagi perasaan itu dan
membantu meletakan kerangka
rasa percaya diri itu dalam
pikiran.
4. Latihan - Kapanpun Anda ingin
merasakan rasa percaya diri,
kuncinya adalah latihan sesering
mungkin. Bahkan Anda dapat
membawanya dalam tidur. Dengan
kemampuan yang terlatih, Anda
tak akan kesulitan menampilkan
rasa percaya diri kapanpun itu
dibutuhkan.
5. Kenali Diri Sendiri - Pikirkan
segala hal tentang apa yang
Anda sukai berkenaan dengan diri
sendiri dan segala yang Anda
tahu dapat Anda lakukan dengan
baik. Jika Anda kesulitan
melakukan ini, ingat tentang
pujian yang Anda peroleh dari
orang-orang - Apa yang mereka
katakan - Anda melakukannya
dengan baik? Sebuah gagasan
bagus untuk menuliskan semua
ini, hingga Anda bisa melihatnya
lagi untuk mengibarkan rasa
percaya diri kapanpun Anda
membutuhkan inspirasi.
6. Jangan Terlalu Keras Pada
Diri Sendiri - Jangan terlalu
mengkritik diri sendiri, jadilah
sahabat terbaik bagi diri Anda.
Namun, saat seorang teman
sedang melalui masa sulit, Anda
tak akan mau terlibat dalam
masalahnya hingga menguras
emosi Anda sendiri kan? Tentu
saja Anda tak mau. Pebicaraan
yang positif dapat berubah jadi
senjata terbaik untuk menaikan
rasa percaya diri, jadi pastikan
Anda menanam kebiasaan ini,
jangan biarkan permasalahan
orang lain membuat Anda jadi
terpuruk.
7. Jangan Takut Mengambil
Resiko - Jika Anda seorang
pengambil resiko, Anda pasti akan
temukan kalau tindakan ini
mampu membuahkan rasa
percaya diri. Tak ada yang lebih
bermanfaat dalam menumbuhkan
rasa percaya diri layaknya
mendorong diri sendiri keluar dari
zona nyaman. Selain itu, tindakan
ini juga berfungsi bagus untuk
mengurangi rasa takut Anda
akan ha-hal yang tak Anda
ketahui, plus bisa dari pembangkit
rasa percaya diri yang luar biasa.
Lebih dari segalanya, selalu
ingatlah bahwa Anda memiliki
bakat dan kemampuan. Pastikan
Anda selalu melakukan yang
terbaik untuk semua itu dan
inilah yang akan jadi batu
loncatan terbaik untuk
membangun rasa percaya diri
yang tak tergoyahkan. (erl)

Kamis, 01 April 2010

KEPUTUSAN INTUITIF PENUH PERCAYA DIRI

Keputusan Intuitif Penuh
Percaya Diri
Bayangkanlah seseorang
menghadiahi Anda, sebuah
komputer yang sederhana tapi
amat powerful. Super komputer
itu punya kemampuan untuk
menjawab setiap pertanyaan
yang Anda ajukan, dan sekaligus
mampu memberi solusi untuk
setiap permasalahan yang Anda
hadapi.Apa yang perlu Anda
lakukan, hanyalah memprogram
dengan benar setiap pertanyaan
dan masalah Anda ke komputer
itu. Kemudian, di saat yang tepat,
komputer itu akan memberikan
jawaban dan solusi yang akurat
buat Anda. Enak ya?Wow…woww…
stop! Berhentilah membayangkan.
Karena faktanya, Anda sudah
punya komputer semacam itu. Di-
install tepat di antara kedua
telinga Anda. Ya, komputer Anda
lebih canggih dari komputer
manapun buatan manusia.
Apa yang membedakan antara
orang yang berbahagia dan tidak
berbahagia dengan segala hasil
yang diperolehnya, adalah tingkat
utilisasi alias pemanfaatan dari
komputer yang ada di kepalanya.
Seberapa jauhkah komputernya
digunakan? Seberapa akurat,
efektif, dan efisienkah mereka
menggunakan komputernya?
Kemampuan menggunakan
komputer yang di-install
Tuhanlah, yang bisa membuat kita
lebih maju, lebih baik, dan lebih
berhasil. Berita bagusnya,
ternyata tidak terlalu sulit untuk
menerapkan user manual dari
komputer super canggih kita,
seperti yang berikut ini. Jika kita
berhasil, maka segala hasil akan
menjadi lebih berhasil.
INSINYUR GENIUS DAN SENIMAN
NYENTRIK
Untuk memulai re-programming
komputer Anda, pahamilah
terlebih dahulu bahwa komputer
alias otak Anda memiliki dua
wilayah. Biasanya, wilayah ini
dikenal dengan bagian kiri dan
bagian kanan otak.
Pada intinya, diri Anda akan
merasakan hal-hal yang baik dan
positif, jika kedua wilayah ini mau
bekerja sama dan saling
mengimbangi. Menurut penelitian,
kedua wilayah ini punya fungsi
yang spesifik.
Otak bagian kiri Anda, cenderung
bertanggung jawab untuk
berbagai fungsi yang sifatnya
linear, berurutan, teratur, dan
terorganisir. Hobinya
mengurutkan, menghitung,
menganalisis, mengelompokkan,
dan sebagainya. Ia berurusan
dengan segala sesuatu yang
verbal, matematis, dan ilmiah.
Itulah insinyur dari diri Anda.
Titelnya, dijamin PhD pada setiap
Anda. Perilakunya sangat berhati-
hati. Penampilannya chic dan
elegan. Cara kerjanya, adalah
memproses berbagai fakta
selangkah demi selangkah.
Di sisi kanan otak Anda, ada
seorang seniman. Kelakuannya
berbeda banget dari insinyur
Anda yang nge-kost di sebelah
kiri. Ia punya karakter yang lebih
holistik, dan tindak-tanduknya
cenderung spontan. Namanya
juga seniman.
Caranya memandang segala
sesuatu, adalah dengan melihat
gambaran besarnya. Bukan detil
seperti si insinyur. Apa yang
dilihatnya, adalah segala sesuatu
yang ada di belakang layar fakta,
yaitu ide dan situasi.
Sebagai seniman, ia sangat
kreatif, suka musik, dan punya
kemampuan artistik. Dialah yang
sering mengajak Anda untuk
menari, bernyanyi, atau tertawa.
Dia juga, yang punya cara intuitif
dalam berpikir, merasakan,
menyelesaikan masalah, dan
mengambil keputusan.
Mari kita buktikan sesuatu.
Lakukanlah ini sebelum Anda
meneruskan membaca. Mari kita
buktikan betapa powerfulnya
pemahaman yang amat
sederhana tentang kiri-kanan ini.
Pikirkanlah sebuah subyek, yang
bisa membuat Anda stress saat
ini. Soal keuangan, soal situasi
kerja, soal target, soal sekolah
anak Anda, soal kebiasaan buruk,
soal jodoh mungkin. Apa saja yang
bisa membuat Anda stress
sekarang juga.
Sudah? Sekarang rasakan
stressnya. Dan ketahuilah, bahwa
yang stress adalah otak kiri
Anda. Kini sedang terjadi
ketidakseimbangan di otak Anda.
Dan itu, bisa membuat komputer
Anda hang.
Mari kita lakukan balancing.
Sekarang Anda aktifkan otak
kanan Anda, dengan mencari
apapun yang menyenangkan,
meringankan, atau bisa
menunjukkan betapa di sela
segala persoalan Anda, masih ada
cukup banyak hal-hal positif dan
baik yang bisa Anda rasakan.
Lihatlah betapa beruntungnya
Anda. Lihatlah orang lain yang
kurang beruntung. See the good
things! Yang dulu, yang sekarang,
dan yang mungkin akan datang.
Temukanlah berbagai hikmah.
Tidak ada? Masya Allah, pasti ada!
Sudah? Bagus. Apa yang Anda
rasakan detik ini adalah kondisi
otak Anda yang sudah kembali
balanced. Kemungkinan hang
sudah mengecil. Bahkan, Anda
mungkin sedang tersenyum
sekarang.
Sangat powerful bukan?
Mulai sekarang, biasakanlah ini.
Saat Anda stress atau manyun,
katakanlah pada diri Anda:
“Ola…la…. otak kiri Saya sedang
ngadat. Sisi kiri otak Saya sedang
pusing tujuh keliling.”
Lalu, lakukanlah balancing dengan
mengaktifkan sisi kanan otak
Anda.
“Tapi… otak kanan saya melihat,
merasakan, mendengarkan
banyak hal yang positif dan
menyenangkan, misalnya…”
Selamat, Anda telah berhasil
menguasai Bab I user manual otak
Anda. Sekarang kita lanjutkan.
KEPUTUSAN INTUITIF
Jika Anda sudah menghitung
secara matematis, melakukan
analisis, menerapkan berbagai
teknik yang ilmiah, apakah itu
sudah menjadi jaminan dari
kesuksesan Anda?
Berapa banyak yang meleset?
Berapa banyak yang buyar dan
tak sesuai rencana? Berapa
banyak yang malah ngalor ngidul
nggak karuan?
Apa yang bisa Anda lakukan
untuk memperbaikinya?
Bagaimana mengembalikannya ke
jalur? Bagaimana supaya tetap di
rel?
Itu, bisa dilakukan dengan
fleksibilitas, keluwesan, manuver,
kreatifitas, modifikasi, adaptasi,
dan turn around. Ketahuilah,
yang ahli tentang hal itu adalah
otak kanan Anda. Sang seniman.
Ketahuilah, itu adalah intuisi.
Jadi, apa yang juga super penting
bagi Anda, adalah kemampuan
untuk mengambil keputusan yang
intuitif. Keputusan yang bisa
melihat segalanya dalam bentuk
big picture. Generalis. Itulah
sebabnya, ada pangkat tertinggi
yang dinamai dengan “jenderal”.
Keputusan intuitif, adalah
keputusan yang lebih dari
sekedar reportase detil dan
fakta. Ia mengintegrasikan
seluruh kemampuan, skill, dan
knowledge Anda. Keputusan
intuitif, selalu lebih superior
seperti kewibawaan seorang
jenderal perang. Apapun yang
Anda punya, di tangannya akan
diramu secara simultan menjadi
sebuah menu yang bisa
diandalkan.
Bagaimana melatih keputusan
Anda agar intuitif? Kita masuk ke
Bab II.
Ada empat kualitas mental
yang perlu Anda latih, agar
Anda bisa meningkatkan
kemampuan intuitive decision
making Anda.
Pertama , percayalah penuh
dan yakinlah pada intuisi Anda.
Percayalah seperti anak-anak
mempercayai sesuatu. Poloslah,
kekanak-kanakanlah. Go with the
flow. Istirahatkan sebentar otak
kanan Anda. Sang insinyur itulah
yang paling sering berkata pada
diri Anda:
“Ah, masak sih?”
“Apa iya?”
“Kayaknya nggak gitu deh.”
“Idihh, nggak ilmiah tuh.”
Kedua, berpikirlah positif.
Caranya, bersikaplah kalem,
rileks, dan senang hati dengan
apapun hasil yang telah dicapai
saat ini. Bersikaplah easygoing.
Supaya apa? Supaya sang
seniman di kepala Anda nggak
stres. Anda bayangkan saja, jika
seorang seniman dipaksa-paksa,
diatur begini-begitu. Seniman
gondrong disuruh potong rambut
misalnya. Seniman mana sih yang
mau? Kecuali ia sendiri yang
memutuskan.
Ketiga, PD-lah dalam berharap.
Makin positif Anda, makin PD
Anda, akan makin tajam dan
cepatlah intuisi dan solusi Anda
meluap keluar. PD-lah bahwa
segala sesuatu akan berjalan
dengan baik. Gabunglah ini dengan
mempekerjakan sang insinyur.
Kombinasikan dengan riset,
analisis, dan fakta.
Di satu sisi, Anda mengumpulkan,
mengoleksi, dan mengorganisir
berbagai data atau fakta yang
positif dan baik dalam segala
sesuatu, dan di sisi lain, Anda
membangun sikap optimis dan
positif. Maka, keseluruhan otak
Anda akan bekerja dengan jenius.
Keempat, dengarlah. Dengarlah
intuisi Anda. Kesalahan terbesar
yang membatalkan kesuksesan,
adalah seringnya Anda
mengabaikan intuisi yang sudah
serak berteriak. Ujung-ujungnya:
“Duh… coba kemarin aku ambil
kesempatan itu ya?”
“Sayang banget waktu itu aku
nggak langsung sikat.”
“Padahal, itu udah lewat di kepala
gua…”
MEMANFAATKAN KEPUTUSAN
INTUITIF
Di mana model keputusan ini bisa
digunakan?
Pertama, di area hubungan
pribadi Anda dengan seseorang.
Suami Anda, istri Anda, anak
Anda, ayah dan ibu Anda, dan
sebagainya. Intuisi Anda hampir
selalu akurat tentang apa yang
perlu Anda katakan atau lakukan
kepada mereka. Anda pasti akan
membuktikannya.
Kedua, di dalam bisnis dan profesi
Anda. Buktikanlah ini dalam
memimpin, menjual, atau
berpresentasi.
Ketiga, di area pilihan. Saat Anda
harus memilih, gunakan intuisi
Anda. Gunakanlah intuisi Anda
saat menjual, interview, bertahan
atau meninggalkan pekerjaan,
membuka bisnis baru, dan
sebagainya.
Keempat, di area masalah apapun
yang kini sedang Anda hadapi.
Beginilah cara
mengimplementasikannya.
Anda definisikan dengan jelas
masalah Anda. Sebisa mungkin
tertulis.
1. Apa sih yang ingin Anda capai,
apa yang ingin Anda hindari, apa
yang ingin Anda pertahankan?
2. Apakah itu hanya satu masalah
saja, atau kumpulan dari
masalah-masalah? Apa lagi
masalah lainnya? Apa masalah itu
real, atau hanya gejala dari
masalah lain yang tersembunyi?
3. Risetlah, eksplorasilah. Adakah
orang lain yang pernah punya
masalah yang sama? Apa yang
dilakukan orang itu? Bagaimana ia
berhasil menyelesaikannya? Anda,
tidak perlu re-invent the wheel.
Bukan zamannya lagi, sebab
sekarang semua sudah ada.
Terapkanlah ATM (Amati, Tiru,
Modifikasi). Sesuaikanlah,
adaptasilah. Bertanyalah,
berdiskusilah. Dan jangan lupa,
tulislah. Menulis adalah bagian
penting dari proses intuitif.
Ulangi beberapa kali langkah
nomor tiga di atas. Lakukan
pengulangan ini dengan berbagai
cara. Intuisi Anda akan mulai
terbangun. Jika Anda merasa
mentok, ulangi saja langkah satu
sampai tiga sekalian. Intuisi Anda
akan mulai terbangun.
Masih mentok juga?
Beristirahatlah, dan lakukan satu
kali lagi menjelang tidur. Setelah
itu, katakan begini kepada alam
bawah sadar Anda:
“Sekarang, giliran kamu yang
kerja!”
Tidurlah dan temukanlah sesuatu
besok pagi.
Belum juga? Ya sudah, lakukan
saja sampai berhari-hari.
INTUITIVE DECISION YANG
TEPAT
Ada cirinya.
1. Datangnya secepat kilat, detil,
dan lengkap. Anda pasti tahu ini:
A-ha! Wow! Yes! Cling! (ada
lampunya di atas kepala…)
2. Sederhana. Anda bahkan tidak
pernah membayangkan
sebelumnya. Nggak pernah
kepikiran. Anda terkaget-kaget,
karena selama ini ia justru
bersembunyi di bawah hidung
Anda sendiri. Jadi…. itu toh?!
3. Semua yang dipersyaratkan,
ada dalam kapabilitas dan sumber
daya Anda. Anda bisa
melakukannya sekarang, dengan
apa yang Anda punya, dari
tempat Anda duduk saat ini.
4. Penuh joy dan energi.
Membuat Anda tak sabar ingin
meng-implementasi. Anda, bisa
kagum pada diri Anda sendiri.
Gilee cing…!
KESIMPULAN
Keputusan intuitiflah yang akan
membuat Anda berhasil. Btw, dua
bab sudah terlalu panjang, dan
sudah lebih dari cukup untuk
Anda. Sekarang, Anda langsung
jawab saja pertanyaan berikut.
Keputusan apa yang mau Anda
buat hari ini?
Source : E.D.A.N
(Energy,Dignity,Anticipation,
Nothing To Lose)

BERSIKAP PERCAYA DIRI

Bersikap Percaya Diri
Sumber: Media Raharja, 16
Januari 2005
Ada ekspresi khas dalam
wawancara pekerjaan dari
kebanyakan lulusan Universitas,
bila ditanyakan, "Bagaimana kamu
melihat hidupmu tiga tahun
mendatang?". Pengalaman saya
jarang menemukan sarjana baru
yang secara spontan
menggambarkannya dengan baik
apa yang ada dalam pikirannya.
Kebanyakan malah memberikan
reaksi dengan body-language
yang standard: mata melirik ke
atas (seolah-olah mencari cicak di
langit-langit), kemudian
memandangi lagi si pewawancara
sambil tersenyum lebar, sembari
kemudian berkata bingung,
"Bagaimana ya?".
Ada banyak orang yang hidup
bagaikan kepompong. Tidak tahu
apa yang harus diperbuat dengan
masa depan hidupnya. Mereka
tidak mempunyai konsep diri yang
jelas, sehingga ia merasa
sendirian, gelap dan menakutkan.
Padahal semua kepompong
mempunyai potensi (potential
within) untuk menjadi seekor
kupu-kupu yang cantik.
Kepompong terlalu cepat
menghukum dirinya sendiri, ia
tidak tahu bahwa dia harus
mengalami transformasi untuk
menjadi kupu-kupu yang cantik.
Kita semua bukanlah kepompong.
Kita semua tahu, suatu saat kita
akan menjadi "kupu-kupu" yang
cantik. Bukankah kita semua
sudah dilengkapi dengan potensi
diri masing-masing? Yang kita
perlukan sekarang adalah secara
aktif masuk dalam proses
"transformasi diri" yang
sebenarnya sangat terbuka
dengan berbagai macam
kemungkinan. Jangan cepat
menganggap Anda sendirian,
gelap dan takut dengan apa yang
Anda hadapi sekarang ini. Itu
semua adalah bagian dari proses
transformasi yang sedang Anda
jalani. Percayalah. (tt/dbs)

MEMUPUK RASA PERCAYA DIRI

Memupuk Rasa Percaya Diri
yahoo group forum lingkar_pena
Oleh Jacinta F. Rini dari Team e-
psikologi
Pernahkah anda mengalami krisis
kepercayaan diri atau dalam
bahasa
sehari-hari "tidak pede" dalam
menghadapi suatu situasi atau
persoalan? Saya
yakin hampir setiap orang pernah
mengalami krisis kepercayaan diri
dalam
rentang kehidupannya, sejak
masih anak-anak hingga dewasa
bahkan sampai usia
lanjut. Ruang konseling di website
inipun banyak diwarnai dengan
pertanyaan
seputar kasus-kasus yang
berhubungan dengan krisis
kepercayaan diri
tersebut. Sudah tentu, hilangnya
rasa percaya diri menjadi sesuatu
yang amat
mengganggu, terlebih ketika
dihadapkan pada tantangan atau
pun situasi baru.
Individu sering berkata pada diri
sendiri, �dulu saya tidak
penakut
seperti ini....kenapa sekarang jadi
begini ?� ada juga yang
berkata:
"kok saya tidak seperti dia,...yang
selalu percaya diri...rasanya selalu
saja ada yang kurang dari diri
saya...saya malu menjadi diri saya!

Menyikapi kondisi seperti
tersebut diatas maka akan
muncul pertanyaan dalam
benak kita: mengapa rasa
percaya diri begitu penting dalam
kehidupan
individu. Lalu apakah kurangnya
rasa percaya diri dapat diperbaiki
sehingga
tidak menghambat
perkembangan individu dalam
menjalankan tugas sehari-hari
maupun dalam
hubungan interpersonal. Jika
memang rasa kurang percaya diri
dapat
diperbaiki, langkah-langkah
apakah yang harus dilakukan?
Pertanyaan-pertanyaan inilah
yang akan saya jawab dalam
artikel ini.
Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri adalah sikap
positif seorang individu yang
memampukan
dirinya untuk mengembangkan
penilaian positif baik terhadap diri
sendiri
maupun terhadap lingkungan/
situasi yang dihadapinya. Hal ini
bukan berarti
bahwa individu tersebut mampu
dan kompeten melakukan segala
sesuatu seorang
diri, alias �sakti�. Rasa
percaya diri yang tinggi
sebenarnya hanya
merujuk pada adanya beberapa
aspek dari kehidupan individu
tersebut dimana
ia merasa memiliki kompetensi,
yakin, mampu dan percaya bahwa
dia bisa �
karena didukung oleh
pengalaman, potensi aktual,
prestasi serta harapan yang
realistik terhadap diri sendiri.
Karakteristik
Karakteristik atau ciri-ciri Individu
yang percaya diri Beberapa ciri
atau
karakteristik individu yang
mempunyai rasa percaya diri
yang proporsional,
diantaranya adalah :
Percaya akan kompetensi/
kemampuan diri, hingga tidak
membutuhkan pujian,
pengakuan, penerimaan, atau pun
rasa hormat orang lain,
Tidak terdorong untuk
menunjukkan sikap konformis
demi diterima oleh orang
lain atau kelompok
Berani menerima dan menghadapi
penolakan orang lain � berani
menjadi diri
sendiri
Punya pengendalian diri yang baik
(tidak moody dan emosinya stabil)
Memiliki internal locus of control
(memandang keberhasilan atau
kegagalan,
tergantung dari usaha diri sendiri
dan tidak mudah menyerah pada
nasib atau
keadaan serta tidak tergantung/
mengharapkan bantuan orang
lain)
Mempunyai cara pandang yang
positif terhadap diri sendiri,
ornag lain dan
situasi di luar dirinya
Memiliki harapan yang realistik
terhadap diri sendiri, sehingga
ketika
harapan itu tidak terwujud, ia
tetap mampu melihat sisi positif
dirinya dan
situasi yang terjadi.
Karakteristik atau ciri-ciri Individu
yang kurang percaya diri
Beberapa ciri atau karakteristik
individu yang kurang percaya diri,
diantaranya adalah:
Berusaha menunjukkan sikap
konformis, semata-mata demi
mendapatkan pengakuan
dan penerimaan kelompok
Menyimpan rasa takut/
kekhawatiran terhadap
penolakan
Sulit menerima realita diri
(terlebih menerima kekurangan
dir) dan memandang
rendah kemampuan diri sendiri
� namun di lain pihak
memasang harapan yang
tidak realistik terhadap diri
sendiri
Pesimis, mudah menilai segala
sesuatu dari sisi negatif
Takut gagal, sehingga
menghindari segala resiko dan
tidak berani memasang
target untuk berhasil
Cenderung menolak pujian yang
ditujukan secara tulus (karena
undervalue diri
sendiri)
Selalu menempatkan/
memposisikan diri sebagai yang
terakhir, karena menilai
dirinya tidak mampu
Mempunyai external locus of
control (mudah menyerah pada
nasib,
sangattergantung pada keadaan
dan pengakuan/penerimaan serta
bantuan orang
lain)
Perkembangan Rasa Percaya Diri
Pola Asuh
Para ahli berkeyakinan bahwa
kepercayaan diri bukanlah
diperoleh secara
instant, melainkan melalui proses
yang berlangsung sejak usia dini,
dalam
kehidupan bersama orangtua.
Meskipun banyak faktor yang
mempengaruhi
kepercayaan diri seseorang,
namun faktor pola asuh dan
interaksi di usia
dini, merupakan faktor yang
amat mendasar bagi
pembentukan rasa percaya
diri.Sikap orangtua, akan diterima
oleh anak sesuai dengan
persepsinya pada
saat itu. orangtua yang
menunjukkan kasih, perhatian,
penerimaan, cinta dan
kasih sayang serta kelekatan
emosional yang tulus dengan
anak, akan
membangkitkan rasa percara diri
pada anak tersebut. Anak akan
merasa bahwa
dirinya berharga dan bernilai di
mata orangtuanya. Dan, meskipun
ia
melakukan kesalahan, dari sikap
orangtua anak melihat bahwa
dirinya tetaplah
dihargai dan dikasihi. Anak dicintai
dan dihargai bukan tergantung
pada
prestasi atau perbuatan baiknya,
namun karena eksisitensinya. Di
kemudian
hari anak tersebut akan tumbuh
menjadi individu yang mampu
menilai positif
dirinya dan mempunyai harapan
yang realistik terhadap diri �
seperti
orangtuanya meletakkan harapan
realistik terhadap dirinya.
Lain halnya dengan orangtua
yang kurang memberikan
perhatian pada anak, atau
suka mengkritik, sering memarahi
anak namun kalau anak berbuat
baik tidak
pernah dipuji, tidak pernah puas
dengan hasil yang dicapai oleh
anak, atau
pun seolah menunjukkan
ketidakpercayaan mereka pada
kemampuan dan
kemandirian anak dengan sikap
overprotective yang makin
meningkatkan
ketergantungan. Tindakan
overprotective orangtua,
menghambat perkembangan
kepercayaan diri pada anak
karena anak tidak belajar
mengatasi problem dan
tantangannya sendiri � segala
sesuatu disediakan dan dibantu
orangtua.
Anak akan merasa, bahwa dirinya
buruk, lemah, tidak dicintai, tidak
dibutuhkan, selalu gagal, tidak
pernah menyenangkan dan
membahagiakan
orangtua. Anak akan merasa
rendah diri di mata saudara
kandungnya yang lain
atau di hadapan teman-
temannya.
Menurut para psikolog, orangtua
dan masyarakat seringkali
meletakkan standar
dan harapan yang kurang
realistik terhadap seorang anak
atau pun individu.
Sikap suka membanding-
bandingkan anak,
mempergunjingkan kelemahan
anak, atau
pun membicarakan kelebihan anak
lain di depan anak sendiri, tanpa
sadar
menjatuhkan harga diri anak-
anak tersebut. Selain itu, tanpa
sadar
masyarakat sering menciptakan
trend yang dijadikan standar
patokan sebuah
prestasi atau pun penerimaan
sosial. Contoh kasus yang riil
pernah terjadi
di tanah air, ketika seorang anak
bunuh diri gara-gara dirinya tidak
diterima masuk di
jurusan A1 (IPA), meski dia sudah
bersekolah di tempat yang elit;
rupanya
sang orangtua mengharap
anaknya diterima di A1 atau
paling tidak A2, agar
kelak bisa menjadi dokter. Atau,
orangtua yang memaksakan
anaknya ikut les
ini dan itu, hanya karena anak-
anak lainnya pun demikian.
Situasi ini pada akhirnya
mendorong anak tumbuh menjadi
individu yang tidak
bisa menerima kenyataan dirinya,
karena di masa lalu (bahkan
hingga kini),
setiap orang mengharapkan
dirinya menjadi seseorang yang
bukan dirinya
sendiri. Dengan kata lain,
memenuhi harapan sosial.
Akhirnya, anak tumbuh
menjadi individu yang punya pola
pikir : bahwa untuk bisa diterima,
dihargai,
dicintai, dan diakui, harus
menyenangkan orang lain dan
mengikuti keinginan
mereka. Pada saat individu
tersebut ditantang untuk menjadi
diri sendiri �
mereka tidak punya keberanian
untuk melakukannya. Rasa
percaya dirinya
begitu lemah, sementara
ketakutannya terlalu besar.
Pola Pikir Negatif
Dalam hidup bermasyarakat,
setiap individu mengalami
berbagai masalah,
kejadian, bertemu orang-orang
baru, dsb. Reaksi individu
terhadap seseorang
atau pun sebuah peristiwa, amat
dipengaruhi oleh cara berpikirnya.
Individu
dengan rasa percaya diri yang
lemah, cenderung mempersepsi
segala sesuatu
dari sisi negatif. Ia tidak
menyadari bahwa dari dalam
dirinya lah semua
negativisme itu berasal. Pola pikir
individu yang kurang percaya diri,
bercirikan antara lain:
Menekankan keharusan-
keharusan pada diri sendiri
(�saya harus bisa
begini...saya harus bisa begitu�)
. Ketika gagal, individu tersebut
merasa
seluruh hidup dan masa depannya
hancur.
Cara berpikir totalitas dan
dualisme : �kalau saya sampai
gagal, berarti
saya memang jelek�
Pesimistik yang futuristik : satu
saja kegagalan kecil, individu
tersebut
sudah merasa tidak akan berhasil
meraih cita-citanya di masa
depan.
Misalnya, mendapat nilai C pada
salah satu mata kuliah, langsung
berpikir
dirinya tidak akan lulus sarjana.
Tidak kritis dan selektif terhadap
self-criticism : suka mengkritik diri
sendiri dan percaya bahwa
dirinya memang pantas dikritik.
Labeling : mudah menyalahkan diri
sendiri dan memberikan sebutan-
sebutan
negatif, seperti �saya memang
bodoh�...�saya ditakdirkan
untuk jadi
orang susah�, dsb....
Sulit menerima pujian atau pun
hal-hal positif dari orang lain :
ketika
orang memuji secara tulus,
individu langsung merasa tidak
enak dan menolak
mentah-mentah pujiannya. Ketika
diberi kesempatan dan
kepercayaan untuk
menerima tugas atau peran yang
penting, individu tersebut
langsung menolak
dengan alasan tidak pantas dan
tidak layak untuk menerimanya.
Suka mengecilkan arti
keberhasilan diri sendiri : senang
mengingat dan
bahkan membesar-besarkan
kesalahan yang dibuat, namun
mengecilkan
keberhasilan yang pernah diraih.
Satu kesalahan kecil, membuat
individu
langsung merasa menjadi orang
tidak berguna.
Memupuk Rasa Percaya Diri
Untuk menumbuhkan rasa
percaya diri yang proporsional
maka individu harus
memulainya dari dalam diri sendiri.
Hal ini sangat penting mengingat
bahwa
hanya individu yang
bersangkutan yang dapat
mengatasi rasa kurang percaya
diri yang sedang dialaminya.
Beberapa saran berikut mungkin
layak menjadi
pertimbangkan jika anda sedang
mengalami krisis kepercayaan
diri.
1. Evaluasi diri secara obyektif
Belajar menilai diri secara
obyektif dan jujur. Susunlah
daftar
�kekayaan� pribadi, seperti
prestasi yang pernah diraih,
sifat-sifat
positif, potensi diri baik yang
sudah diaktualisasikan maupun
yang belum,
keahlian yang dimiliki, serta
kesempatan atau pun sarana
yang mendukung
kemajuan diri. Sadari semua
asset-asset berharga Anda dan
temukan asset yang
belum dikembangkan. Pelajari
kendala yang selama ini
menghalangi
perkembangan diri Anda, seperti :
pola berpikir yang keliru, niat dan
motivasi yang lemah, kurangnya
disiplin diri, kurangnya ketekunan
dan
kesabaran, tergantung pada
bantuan orang lain, atau pun
sebab-sebab
eksternal lain. Hasil analisa dan
pemetaan terhadap SWOT
(Strengths,
Weaknesses, Obstacles and
Threats) diri, kemudian digunakan
untuk membuat
dan menerapkan strategi
pengembangan diri yang lebih
realistik.
2. Beri penghargaan yang jujur
terhadap diri
Sadari dan hargailah sekecil
apapun keberhasilan dan potensi
yang anda
miliki. Ingatlah bahwa semua itu
didapat melalui proses belajar,
berevolusi
dan transformasi diri sejak dahulu
hingga kini. Mengabaikan/
meremehkan satu
saja prestasi yang pernah diraih,
berarti mengabaikan atau
menghilangkan
satu jejak yang membantu Anda
menemukan jalan yang tepat
menuju masa depan.
Ketidakmampuan menghargai diri
sendiri, mendorong munculnya
keinginan yang
tidak realistik dan berlebihan;
contoh: ingin cepat kaya, ingin
cantik,
populer, mendapat jabatan
penting dengan segala cara. Jika
ditelaah lebih
lanjut semua
itu sebenarnya bersumber dari
rasa rendah diri yang kronis,
penolakan
terhadap diri sendiri,
ketidakmampuan menghargai diri
sendiri � hingga
berusaha mati-matian menutupi
keaslian diri.
3. Positive thinking
Cobalah memerangi setiap asumsi,
prasangka atau persepsi negatif
yang muncul
dalam benak Anda. Anda bisa
katakan pada diri sendiri, bahwa
nobody�s
perfect dan it�s okay if I made
a mistake. Jangan biarkan pikiran
negatif
berlarut-larut karena tanpa
sadar pikiran itu akan terus
berakar, bercabang
dan berdaun. Semakin besar dan
menyebar, makin sulit
dikendalikan dan
dipotong. Jangan biarkan pikiran
negatif menguasai pikiran dan
perasaan
Anda. Hati-hatilah agar masa
depan Anda tidak rusak karena
keputusan keliru
yang dihasilkan oleh pikiran keliru.
Jika pikiran itu muncul, cobalah
menuliskannya untuk kemudian di
re-view kembali secara logis dan
rasional. Pada umumnya, orang
lebih bisa
melihat bahwa pikiran itu
ternyata tidak benar.
4. Gunakan self-affirmation
Untuk memerangi negative
thinking, gunakan self-affirmation
yaitu berupa
kata-kata yang membangkitkan
rasa percaya diri.
Contohnya:
Saya pasti bisa !!
Saya adalah penentu dari hidup
saya sendiri. Tidak ada orang
yang boleh
menentukan hidup saya !
Saya bisa belajar dari kesalahan
ini. Kesalahan ini sungguh menjadi
pelajaran yang sangat berharga
karena membantu saya
memahami tantangan
Sayalah yang memegang kendali
hidup ini
Saya bangga pada diri sendiri
5. Berani mengambil resiko
Berdasarkan pemahaman diri
yang obyektif, Anda bisa
memprediksi resiko
setiap tantangan yang dihadapi.
Dengan demikian, Anda tidak
perlu
menghindari setiap resiko,
melainkan lebih menggunakan
strategi-strategi
untuk menghindari, mencegah
atau pun mengatasi resikonya.
Contohnya, Anda
tidak perlu menyenangkan orang
lain untuk menghindari resiko
ditolak. Jika
Anda ingin mengembangkan diri
sendiri (bukan diri seperti yang
diharapkan
orang lain), pasti ada resiko dan
tantangannya. Namun, lebih buruk
berdiam
diri dan tidak berbuat apa-apa
daripada maju bertumbuh dengan
mengambil
resiko. Ingat: No Risk, No Gain.
6. Belajar mensyukuri dan
menikmati rahmat Tuhan
Ada pepatah mengatakan yang
mengatakan orang yang paling
menderita hidupnya
adalah orang yang tidak bisa
bersyukur pada Tuhan atas apa
yang telah
diterimanya dalam hidup. Artinya,
individu tersebut tidak pernah
berusaha
melihat segala sesuatu dari kaca
mata positif. Bahkan kehidupan
yang
dijalaninya selama ini pun tidak
dilihat sebagai pemberian dari
Tuhan.
Akibatnya, ia tidak bisa
bersyukur atas semua berkat,
kekayaan, kelimpahan,
prestasi, pekerjaan, kemampuan,
keahlian, uang, keberhasilan,
kegagalan,
kesulitan serta berbagai
pengalaman hidupnya. Ia adalah
ibarat orang yang
selalu melihat matahari
tenggelam, tidak pernah melihat
matahari terbit.
Hidupnya dipenuhi dengan
keluhan, rasa marah, iri hati dan
dengki,
kecemburuan, kekecewaan,
kekesalan, kepahitan dan
keputusasaan. Dengan
�beban� seperti itu,
bagaimana individu itu bisa
menikmati hidup dan
melihat hal-hal baik yang terjadi
dalam hidupnya? Tidak heran jika
dirinya
dihinggapi rasa kurang percaya
diri yang kronis, karena selalu
membandingkan
dirinya dengan orang-orang yang
membuat �cemburu� hatinya.
Oleh sebab
itu,
belajarlah bersyukur atas apapun
yang Anda alami dan percayalah
bahwa Tuhan
pasti menginginkan yang terbaik
untuk hidup
Anda.
7. Menetapkan tujuan yang
realistik
Anda perlu mengevaluasi tujuan-
tujuan yang Anda tetapkan
selama ini, dalam
arti apakah tujuan tersebut
sudah realistik atau tidak. Dengan
menerapkan
tujuan yang lebih realistik, maka
akan memudahkan anda dalam
mencapai tujuan
tersebut. Dengan demikian anda
akan menjadi lebih percaya diri
dalam
mengambil langkah, tindakan dan
keputusan dalam mencapai masa
depan, sambil
mencegah terjadinya resiko yang
tidak diinginkan.
Mungkin masih ada beberapa cara
lain yang efektif untuk
menumbuhkan rasa
percaya diri. Jika anda dapat
melakukan beberapa hal serpti
yang disarankan
di atas, niscaya anada akan
terbebas dari krisis kepercayaan
diri. Namun
demikian satu hal perlu diingat
baik-baik adalah jangan sampai
anda
mengalami over confidence atau
rasa percaya diri yang
berlebih-lebihan/overdosis. Rasa
percaya diri yang overdosis
bukanlah
menggambar kondisi kejiwaan
yang sehat karena hal tersebut
merupakan rasa
percaya diri yang bersifat semu.
Rasa percaya diri yang berlebihan
pada umumnya tidak bersumber
dari potensi
diri yang ada, namun lebih
didasari oleh tekanan-tekanan
yang mungkin datang
dari orangtua dan masyarakat
(sosial), hingga tanpa sadar
melandasi motivasi
individu untuk �harus�
menjadi orang sukses. Selain itu,
persepsi yang
keliru pun dapat menimbulkan
asumsi yang keliru tentang diri
sendiri hingga
rasa percaya diri yang begitu
besar tidak dilandasi oleh
kemampuan yang
nyata. Hal ini pun bisa didapat
dari lingkungan di mana individu di
besarkan, dari teman-teman
(peer group) atau dari dirinya
sendiri (konsep
diri yang tidak sehat).
Contohnya, seorang anak yang
sejak lahir ditanamkan oleh
orangtua, bahwa
dirinya adalah spesial, istimewa,
pandai, pasti akan menjadi orang
sukses,
dsb � namun dalam perjalanan
waktu anak itu sendiri tidak
pernah punya
track record of success yang riil
dan original (atas dasar usahanya
sendiri). Akibatnya, anak tersebut
tumbuh menjadi seorang
manipulator dan
dan otoriter � memperalat,
menguasai dan mengendalikan
orang lain untuk
mendapatkan apa yang dia
inginkan. Rasa percaya diri pada
individu seperti
itu tidaklah didasarkan oleh real
competence, tapi lebih pada
faktor-faktor
pendukung eksternal, seperti
kekayaan, jabatan, koneksi,
relasi, back up power keluarga,
nama besar
orangtua, dsb. Jadi, jika semua
atribut itu ditanggalkan, maka
sang individu
tersebut bukan siapa-siapa. (jp)
Sumber :
www.napasbidadari.blogspot.com

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI

Meningkatkan
percaya diri
Dari data penelitian, ditemukan
banyak faktor yang menjadikan
kendala seseorang enggan untuk
menjadi penyeru kebaikan. Antara
lain, kurang percaya diri,
kemudian disusul tidak adanya
skill. Kalau kita runut, keduanya
mempunyai korelasi yang sangat
erat. Sebenarnya akar masalah
orang yang tidak percaya diri
terletak pada skill (keterampilan).
Dan, skill utama bagi seorang
penyeru kebaikan terletak pada
kemampuan penguasaan materi,
pemahaman terhadap nilai-nilai
yang disampaikan, serta
penguasaan skill penyampaian.
Untuk menumbuhkan ketiga hal
tersebut perlu sebuah usaha
pembiasaan. Dan untuk
menjadikan hal itu sebagai sebuah
kebiasaan dalam diri seseorang
secara permanen, maka perlu
ditanamkan beberapa faktor:
Pertama, paham. Tanpa
pemahaman yang utuh, orang
tidak akan dapat bekerja dengan
ikhlas, lemah produktiftas, dan
tidak akan tahan lama. Kedua,
memiliki skill. Orang yang tidak
memilki skill biasanya akan
bekerja dengan cemas dan
minder. Ketiga, kemauan. Dengan
kemauan, kita dapat beramal
secara konsisten dalam rentang
waktu yang lebih lama.
Ada beberapa kiat praktis untuk
meningkatkan rasa percaya diri.
Utamanya meliputi aspek
kemauan, pemahaman serta
keterampilan. Untuk memenuhi
aspek kemauan, Anda perlu
melakukan berbagai usaha.
Antara lain:
1. Bekerjalah dengan Ikhlas.
Yakinkan bahwa seluruh amalan
baik akan mendapatkan pahala
walau tidak enak untuk
dikerjakan.
2. Kerjakan setiap aktifitas
dengan penuh tanggung jawab,
memiliki landasan nilai (vaIue) dan
prinsip-prinsip yang kuat.
3. Milikilah kebiasaan menerima. Ini
akan meningkatkan rasa memiliki.
4. Tingkatkan rasa tanggung
jawab pribadi. Dengan itu, rasa
tanggung jawab untuk
menyelesaikan problem umat
akan tumbuh.
5. Miliki kebiasaan
mempertahankan hak. Dengan
cara mendorong sikap percaya
diri untuk membela hak-hak kita
yang hilang.
6. Milikilah kebiasaan hidup
dengan tujuan. Tanpa tujuan
yang kuat tak akan ada target
dan kurang termotivasi untuk
melakukan aktifitas yang baik
sekalipun.
7. Memiliki integritas diri.
Kekuatan utama bagi penyeru
kebaikan terletak pada kekuatan
integritas, yaitu kesatuan antara
ucapan, statement tertulis dan
tindakan kita.
Sedangkan untuk aspek
pemahaman dan keterampilan,
barangkali beberapa langkah
berikut bisa Anda usahakan:
1. Milikilah catatan/referensi
materi dan agenda yang rapi.
2. Siapkan materi yang akan
disampaikan. Naik panggung tanpa
persiapan, maka turun panggung
penuh dengan kehinaan.
3. Bacalah buku-buku referensi,
ini sangat membantu
meningkatkan pemahaman.
4. Milikilah hafalan yang baik.
Orang berbicara mengandalkan
apa yang diingat.
5. Ambillah selalu kesempatan
untuk tampil dimuka umum kapan
saja. Sebagai latihan melancarkan
kemampuan bicara dan kontrol
diri.
6. Ikutilah beberapa pelatihan,
semisal pelatihan Training for
Trainer, atau sejenis pelatihan
untuk pelatih dan fasilitator yang
membekali skill mengajar.
Dengan kecakapan dalam bidang
pemahaman dan keterampilan,
ditambah kemauan yang keras,
insya Allah usaha perbaikan,
mengajak manusia ke jalan yang
diridhai Allah akan punya hasil dan
rentang usia yang panjang.
Sumber : http://
beranda.blogsome.com/

MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI

Membangun Rasa Percaya Diri
Anak
oleh : Dr. Martin Leman
Salah satu kunci utama
kesuksesan seseorang adalah ada
tidaknya rasa percaya diri.
Berkembangnya rasa percaya diri
atau citra diri yang positif dalam
diri anak sangatlah penting untuk
kebahagiaan dan kesuksean
mereka.
Rasa percaya diri adalah
bagaimana kita merasakan
tentang diri kita sendiri, dan
perilaku kita akan
merefleksikannya tanpa kita
sadari. Sebagai contoh, anak
yang penuh percaya diri akan
memiliki sifat-sifat antara lain :
Bersifat lebih independen,
tidak terlalu tergantung
orang lain
Mampu memikul tanggung
jawab yang diberikan.
Bisa menghargai diri dan
usahanya sendiri
Tidak mudah mengalami rasa
frustasi
Mampu menerima tantangan
atau tugas baru.
Memiliki emosi yang lebih
hidup, tetapi tetap stabil
Mudah berkomunikasi dan
membantu orang lain.
Pada sisi lain, anak yang memiliki
percaya diri yang rendah /
kurang, akan memiliki sifat dan
perilaku antara lain :
Tidak mau mencoba suatu hal
yang baru.
Merasa tidak dicintai dan
tidak diinginkan
Punya
kecenderunganmelempar
kesalahan pada orang lain
Memiliki emosi yang kaku dan
disembunyikan
Mudah mengalami rasa
frustrasi dan tertekan
Meremehkan bakat dan
kemampuannya sendiri
Mudah terpengaruh orang
lain.
Orang tua , adalah pemegang
peran utama yang menentukan
perkembangan rasa percaya diri
anak. Sebenarnya hal ini sama
sekali tidak sulit, bahkan banyak
orang tua melakukannya tanpa
mereka sadari sendiri. Orang tua
kadang kurang menyadari betapa
segala perkataan dan
perbuatannya dapat memberi
dampak yang besar bagi anak
dalam perkembangannya. Berikut
ini beberapa saran yang ada
baiknya diingat dan dicoba :
Saat kita merasa senang
atau bangga terhadap anak
kita, katakanlah padanya.
Orang tua kadang jauh lebih
mudah untuk memarahi atau
mengomel atas tingkah laku anak
yang kurang baik. Sebaliknya bila
anak melakukan sesuatu yang
baik atau menyenangkan orang
tuanya, sering kita tidak
memberinya respons apa-apa.
Seorang anak tidaklah tahu saat
orang tuanya bangga atau
senang pada dirinya, dan ia butuh
untuk mendengar dari orang
tuanya bahwa ia dikehendaki dan
disayangi. Anak memiliki ingatan
yang kuat terhadap perkataan
orang tuanya, dan ingatan itu
seakan-akan ada terus dalam
kepala si anak. Demikian juga
terhadap perkataan yang
menyatakan kegembiraan dan
kebanggan orang tuanya akan
kehadirannya, akan tetap ia
ingat dan menguatkan percaya
dirinya.
Berilah pujian pada anak.
Gunakan pujian yang bersifat
deskriptif, agar anak tahu
tindakan apa yang membuahkan
pujian itu. Perhatikanlah tingkah
laku, perbuatan si anak, dan
aktivitas anak. Saat ia selesai
mengerjakan tugasnya, kita
dapat ucapkan padanya, “ Ibu
senang sekali karena kamu
membereskan kamarmu dengan
rapi…” Atau misalnya anak
menunjukkan hasil gambarnya /
hasil karyanya yang bagus , kita
dapat ucapkan , “ Wah…
gambarmu bagus … Nampaknya
kamu cukup berbakat…”
Jangan sungkan-sungkan
untuk memuji anak, bahkan jika di
depan anggota keluarga lain dan
kerabat. Pujilah tingkah lakunya
yang positif, misalnya , “ wah…
kamu memang anak yang
ramah…” Kita juga dapat memberi
pujian untuk hal yang tidak ia
lakukan, misalnya ,” Ibu senang,
kamu menurut untuk tidak
bermain hujan-hujanan…”
Ajari anak untuk membuat
pernyataan yang positif
tentang dirinya sendiri.
Berbicara pada diri sendiri adalah
hal yang cukup penting. Bahkan
para psikolog menemukan bahwa
banyak kasus depresi dan
kecemasan berasal dari kebiasaan
untuk mengatakan hal negatif
pada diri sendiri. Apa yang kita
pikirkan, menentukan bagaimana
perasaan kita, dan bagaimana
perasaan kita menentukan
perilaku kita. Oleh karena itu,
adalah hal yang penting untuk
mengajari anak untuk bersikap
positif dalam berbicara dengan
diri sendiri. Sebuah contoh
berbicara pada diri sendiri yang
positif misalnya, “ Tak apa-apa
kita kalah dalam bermain bola kali
ini,.. toh kita sudah berusaha
semaksimal mungkin…. Dan tidak
mungkin selalu menang dalam
permainan…”
Hindari kritik yang bersifat
mempermalukan si
anak.Kadangkala orang tua
memang harus mengkritik sikap
atau perilaku anak agar ia
memiliki karakter yang lebih baik.
Kritik yang ditujukan pada diri
anak sebagai personal dapat
membuat anak merasa
dipermalukan atau diserang. Oleh
karena itu, lebih baik
menggunakan kata “saya / ibu/
bapak” daripada kata “kamu”
saat memberi kritik atau teguran
pada anak. Sebagai contoh, akan
lebih baik mengatakan , “ Ibu
akan senang sekali kalau kamu
mau membereskan kamarmu tiap
pagi…” daripada mengatakan
,”Kamu ini kok jadi anak malas
sekali…Tidak bisakan kamu
membereskan kamarmu ?”
Ajari anak untuk membuat
keputusan yang bijaksana.
Tanpa disadari, setiap saat anak
membuat suatu keputusan. Ada
beberapa cara yang dapat
dilakukan orang tua untuk
meningkatkan kemampuan anak
dalam mengambil keputusan yang
baik :
Bantu anak untuk mengenali
suatu permasalahan. Tuntun
anak untuk memahami suatu
permasalahan dan bagaimana
melihatnya.
Diskusikan dengan anak, apa
saja yang mungkin menjadi
solusinya. Diskusikan baik
buruknya, konsekuensi,
kelebihan dan kekurangan
masing-masing solusi.
Biarkan anak mengambil
pilihannya, bila ia telah benar-
benar memahami
permasalahan dan
kemungkinan solusi berikut
konsekuensinya.
Setelah keputusan diambil dan
dijalankan, diskusikan hasilnya
dengan si anak. Bantu ia
mengevaluasi solusi pilihannya
itu, dan tuntun ia untuk
memperbaikinya di lain
kesempatan.
Tips tambahan untuk
membantu perkembangan
citra diri yang positif dalam
diri anak :
Ajari anak bahwa tidaklah
mungkin setiap keinginan
seseorang selalu terpenuhi.
Doronglah ia untuk bisa
mengatasi kekecewaan atau
kemarahannya secara rasional
dan proporsional , atas tidak
terpenuhinya keinginannya .
Biasakan anak untuk
mengutarakan kemauannya
secara jelas, sehingga orang lain
bisa mengerti apa yang
dikehendaki. Akan tetapi tetap
harus ditekankan bahwa tidak
ada jaminan keinginannya itu bisa
selalu terpenuhi.
Ajari anak agar ia sadar bahwa
mereka sendiri yang membuat
dan bertanggung jawab atas
segala perasaan yang dialaminya.
Tekankan padanya untuk tidak
menyalahkan orang lain atas
perasaan yang ia alami.
Doronglah anak untuk
mengembangkan hobi dan
minatnya, yang bisa memberinya
kesenangan dan bisa mereka
peroleh sendiri, tanpa tergantung
orang lain.
Ajari anak untuk mengenali
dirinya sendiri, baik kelebihan
maupun kekurangannya. Tuntun
ia untuk menerima keadaan
dirinya, kemudian untuk
memperbaiki kekurangan dirinya.
Ajari anak untuk memperlakukan
orang lain dengan cara
sebagaimana ia ingin diperlakukan
oleh mereka.
Bantu anak untuk selalu
memikirkan alternatif dan
kemungkinan lain ketimbang
hanya tergantung pada satu
pilihan saja. Seorang anak yang
hanya memiliki satu teman, jika ia
kehilangan temannya itu ia akan
kesepian dan merasa sendirian.
Tetapi bila ia memiliki banyak
teman, ia akan masih memiliki
teman yang lain.
Tertawalah bersama anak, dan
doronglah ia untuk mampu
mentertawakan diri sendiri. Orang
yang memandang dirinya dengan
terlalu serius, akan menjadi
kurang bisa menikmati hidup. Rasa
humor dan kemampuan untuk
menciptakan keceriaan, adalah
hal penting yang bisa membuat
hidup lebih menyenangkan.
Lagipula, bukankah setiap orang
pernah berbuat sesuatu yang
konyol…..
Akhir kata, nikmati hidup bersama
anak kita. Habiskanlah waktu
sebanyak mungkin dengan
mereka. Lakukanlah kegiatan
bersama sebagai sebuah
keluarga, tetapi tetap sediakan
waktu khusus bagi masing-masing
anak. Bagaimanapun keadaannya,
anak belajar tentang segalanya
dari contoh yang orang tuanya
berikan. Dengan menghabiskan
waktu bersama dengan anak,
memungkinkan orang tua
berkomunikasi akrab dengan
anak. Anak dapat berbagi
perasaan dan pikirannya dengan
bebas, dan sebaliknya orang tua
bisa memberi bantuan dan
bimbingan baginya……
23/08/00
Majalah 'Anakku' ed.4, thn 2000